Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Pantai Pink Gaduh, Ternyata ini Harga Karcisnya

Pena Rinjani - Akhir-akhir ini, Pantai Pink, Lombok Timur, Nusa Tengara Barat, ramai dibicarakan di media sosial hingga media maenstream. Pantai yang dikenal dengan keolakannya itu menjadi buah bibir karena karcis masuknya yang dianggap mahal. Pantai Pink Lombok Dikabarkan, seperti yang dilansir liputan6.com, banyak wisatawan mancanegara kapok berkunjung ke pantai berpsir pink itu. Bagaimana tidak, untuk wisatawan mancanegara tarif masuknya 50 ribu per orang, sedangkan lokal 10 ribu per orang. Cukup mahal bukan? Tapi tarif tersebut sudah diatur dalam Perda Propinsi NTB Nomor 6 Tahun 2016. Namun hal itu dikhawatirkan membuat pelancong berfikir dua kali untuk mengunjungi destinasi wisata Lombok lainnya, hingga berimbas pada PAD setempat. Mengingat banyaknya keluhan yang sudah beredar di media, pemerintah diharapkan mengambil tindakan sigap dan tegas terhadap persoalan ini, agar pesona Lombok tetap terkenang di hati wisatawan lokal maupun mancanegara. AHMAD YANI

Pulau Naruto Ada di Lombok

Hi Guys, tahu gak?  Ternyata pulau kura-kura yg ada di film Naruto itu beneran ada di Lombok juga lo. kren kan? Pulau Kura-kura di Anime Naruto Tapi kalian pasti sudah banyak tahu kan? Yaaap betul sekali, yaitu Pantai Sungkun atau lebih kita kenal dengan nama "Pantai Kura-Kura". Letaknya di Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (NTB). Disana ada sebuah pulau kecil yang menyerupai seekor kura-kura raksasa. Pulau Kura-kura di Lombok Ya, anggap saja kayak yang ada di anime Naruto itu. Pemandangannya juga gak kalah epic lo guys. Apalagi pas sore-sore, sambil liat sun set. Wiiiiih di jamin kren dah. Cocok tu bagi kalian yang suka hunting-hunting photography gitu. Apalagi buat prewed bagi kalian yang bakalan melepas masa lajang. Dijamin bakalan jadi super epic dah hasil jepretannya. Penulis : Zulfihan Ferial Afwani

Menimbang Rasa

Kisah lamamu menjadi nanah dalam jiwaku. Memori yang coba kau putar kembali, seolah menjadi luka dalam yang tak mungkin terobati dan sampai kapan pun senantiasa membekas lara. Masa depan seolah tertutup kabut masa lalu. Hingga dengan bangga dan bahagia kau sebut ia pemekar lalumu. Aku tak kan pernah lupa hari itu. Apalagi pemancing-pemancing handal terus mengulur benang dan memasang umpan. Kelak entah kapan. Saat jiwa - jiwa sadarmu menunjuk jalan. Di saat hati ini menempatkan pemilik baru. Saat itulah kau akan sadar bagaimana rasanya menjadi masa depan yang terabaikan. Kalimat parauku bukanlah sekelumit do'a, melainkan sebuah jalan tengah ketika kau ingin bahagiamu tak lagi kulengkapi. Oleh : Mar'atun Solihah