Langsung ke konten utama

Pantai Pink Gaduh, Ternyata ini Harga Karcisnya


Pena Rinjani - Akhir-akhir ini, Pantai Pink, Lombok Timur, Nusa Tengara Barat, ramai dibicarakan di media sosial hingga media maenstream. Pantai yang dikenal dengan keolakannya itu menjadi buah bibir karena karcis masuknya yang dianggap mahal.
Pantai Pink Lombok

Dikabarkan, seperti yang dilansir liputan6.com, banyak wisatawan mancanegara kapok berkunjung ke pantai berpsir pink itu. Bagaimana tidak, untuk wisatawan mancanegara tarif masuknya 50 ribu per orang, sedangkan lokal 10 ribu per orang. Cukup mahal bukan? Tapi tarif tersebut sudah diatur dalam Perda Propinsi NTB Nomor 6 Tahun 2016.

Namun hal itu dikhawatirkan membuat pelancong berfikir dua kali untuk mengunjungi destinasi wisata Lombok lainnya, hingga berimbas pada PAD setempat.

Mengingat banyaknya keluhan yang sudah beredar di media, pemerintah diharapkan mengambil tindakan sigap dan tegas terhadap persoalan ini, agar pesona Lombok tetap terkenang di hati wisatawan lokal maupun mancanegara.

AHMAD YANI

Postingan populer dari blog ini

Kaki Neraka Di Sudut Kamar

Desember 2013   Sebaris kenangan tersimpan dalam ruang penuh sesak Sentuhan lembut melahirkan sejarah, mengancam mimpi-mimpi indah Suara tangis menjadi hiburan dalam waktu Rasa malu berlahan musnah tak berjejak Kini, seluruh nyanyian terdengar sumbang Sempurna, sebuah penyesalan menjanjikan neraka di akhir cerita “hahahaha……” Suara tawa hanya tergores dalam kertas tak berwarna   Met

Menimbang Rasa

Kisah lamamu menjadi nanah dalam jiwaku. Memori yang coba kau putar kembali, seolah menjadi luka dalam yang tak mungkin terobati dan sampai kapan pun senantiasa membekas lara. Masa depan seolah tertutup kabut masa lalu. Hingga dengan bangga dan bahagia kau sebut ia pemekar lalumu. Aku tak kan pernah lupa hari itu. Apalagi pemancing-pemancing handal terus mengulur benang dan memasang umpan. Kelak entah kapan. Saat jiwa - jiwa sadarmu menunjuk jalan. Di saat hati ini menempatkan pemilik baru. Saat itulah kau akan sadar bagaimana rasanya menjadi masa depan yang terabaikan. Kalimat parauku bukanlah sekelumit do'a, melainkan sebuah jalan tengah ketika kau ingin bahagiamu tak lagi kulengkapi. Oleh : Mar'atun Solihah

NW Ayo Bersatu